Dampakserangan penyakit tanaman tidak separah dampak yang ditimbulkan akibat serangan oleh hama. Namun, dampak yang timbul juga tidak kalah hebatnya dengan serangan hama. Serangan penyakit pada tanaman budidaya lebih banyak mengarah pada proses fisiologinya. Karena menyerang sel dan jaringan tanaman. Adapun dampak kerugian yagn Beberapajenis penyakit yang menyerang kayu manis antara lain: kanker baris, jamur upas dan cendawan daun. ? Penyakit Cendawan Daun Penyakit ini menyerang daun yang TanamanHias Aglaonema Aglonema Stardust Orange BESAR. Aglaonema Super Red Cochin Aglaonema sp Bibit berasal dari stek batang. Aglonema Red Venus – BIBIT KarangTaruna Tunas Muda Mulia shared a photo on Instagram: β€œβ€’β€’ tuΒ·nas β€’β€’ (n) 1 tumbuhan muda yang baru timbul (dari tunggul, ketiak daun, buku batang induk,” β€’ See 23 photos and videos on their profile. ALatar Belakang. Fisiologi tumbuhan adalah salah satu bidang studi yang mengkaji mengenai proses-proses yang terjadi di dalam tubuh tumbuhan, salah satunya yang terjadi pada biji adalah imbibisi, atau penyerapan air oleh biji yang sedang berkecambah. Penyerapan air oleh biji ini (imbibisi) adalah merupakan proses pematahan dormansi. Produkpopular Produk ini dibeli terakhir 13 minit yang lalu. MYR (RM) US Dollars ($) Euro (€) GB Pound (Β£) klorosis yaitu timbul warna putih kekuningan, terutama pada daun yang masih muda (Saparinto, 2013). Suhu udara yang dikehendaki sekitar 20-320. Tanaman ini memerlukan banyak air, sehingga paling tepat ditanam pada awal musim penghujan. Bayam merah ditanam pada awal musim kemarau pada tanah yang Sepertiyang Anda ketahui, kami mencoba memberikan jawaban yang paling relevan di internet. Dan sekarang, giliran permainannya TTS Pintar Benda dari tanah liat untuk membuat dinding. Bahasa permainan adalah bahasa Indonesia dan ada dalam banyak bahasa lainnya. Ini tidak begitu penting bagi kami, topik ini hanya dengan bahasa kami. K9vT8. Home Β» Kongkow Β» IPA Β» Tumbuhan Yang Berkembang Biak Dengan Tunas - Selasa, 13 Desember 2022 1903 WIB Tumbuhan yang berkembang biak dengan tunas adalah bambu, cemara, cocor bebek, kesemek, kersen, pisang dan pohon sukun. Tunas ini adalah salah satu bentuk perkembangbiakan tumbuhan melalui cara vegetatif atau tanpa sel jantan. Jadi, tunas ini merupakan tumbuhan muda yang baru timbul atau tumbuh. Secara umum, tumbuhan yang berkembang biak dengan tunas ini tetap akan menempel pada tumbuhan induk. Ada beberapa tumbuhan yang dapat berkembang biak dengan tunas. Inilah beberapa contoh tumbuhan yang berkembangbiak dengan tunas, yaitu 1. Pohon Pisang. 2. Kesemek. 3. Bambu. 4. Pohon Sukun. 5. Cemara. 6. Pinang. 7. Kersen. 8. Cocor Bebek. Sumber Artikel Terkait Bagaimana terjadinya proses fotosintesis? Seorang Siswa Menanam Jagung. Pada Pengukuran Awal Diperoleh Tinggi Tanaman 10 cm, dalam Waktu 10 Hari Tingginya Menjadi 60 cm. Hitunglah Laju Pertumbuhan Jagung Tersebut. Urutan Takson Yang Paling Tepat Untuk Tumbuhan Adalah Ciri-ciri Tumbuhan Xerofit Fungsi Retikulum Endoplasma Perkembangan makhluk hidup adalah proses Hal-Hal Berikut Ini Yang Tidak Diperlukan Untuk Proses Fotosintesis Adalah Keluar masuknya udara pernapasan tumbuhan pada siang hari terjadi melalui Reproduksi yang memungkinkan tumbuhan mewarisi semua karakteristik atau sifat hanya dari satu induk adalah Bagian sel berikut yang berperan dalam proses fotosintesis Video Terkait Tumbuhan Berbiji Terbuka dan Tertutup SPERMATOPHYTA Materi Biologi Kelas 10 Utak Atik Otak Kuis Biologi Jangan Ngaku Anak IPA Kalau Nggak Bisa Jawab Semua! Cara Mencangkok Tanaman Cari Artikel Lainnya Tunas memiliki 2 adalah sebuah homonim karena arti-artinya memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi maknanya memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda sehingga tunas dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan. Tunas Nomina kata benda Tumbuhan muda yang baru timbul dari tunggul, ketiak daun, buku batang induk, batang kayu yang ditebang, dan sebagainyaBakal cabang ranting yang baru mulai tumbuh. Contoh Tunas padi, batang padi yang tumbuh sesudah padi dituai Kata Turunan Tunas BertunasMenunasMenunasiPertunasan Gabungan Kata Tunas Tunas kecambahTunas tanduk Kesimpulan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, arti kata tunas adalah tumbuhan muda yang baru timbul dari tunggul, ketiak daun, buku batang induk, batang kayu yang ditebang, dan sebagainya. Arti lainnya dari tunas adalah bakal cabang ranting yang baru mulai tumbuh. Contoh Tunas padi, batang padi yang tumbuh sesudah padi dituai. Komoditas kelapa sawit secara nasional dari segi luas dan produksinya semakin meningkat setiap tahunnya selama kurun waktu tiga tahun terakhir yaitu pada tahun 2015-2017. Tahun 2015 luas area perkebunan, tahun 2015 mencapai ha/th dan pada tahun 2017 sebesar ha/th. Faktor yang lain yaitu produksi kelapa sawit sebesar ton/th dan pada tahun 2017 sebesar ton/th Dirjen Perkebunan, 2017. Akhir-akhir ini, perusahaan perkebunan baik milik negara maupun rakyat mulai melakukan pembaharuan dalam proses peremajaan. Permasalahan yang timbul pada saat peremajaan adalah tumbuhan bawah yang tumbuh dengan sangat cepat dan sulit untuk dikendalikan yang mengganggu tanaman akibat dari peremajaan secara konvensional sehingga dikembangkan teknik baru yaitu underplanting. Peremajaan dengan teknik konvensional ini sering ditemui permasalahan seperti biaya yang tinggi, terbukanya lahan secara besar-besaran dan timbulnya erosi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi jenis tumbuhan bawah serta jenis asing dan jenis asli yang tumbuh pada tiga kondisi kebun kelapa sawit di PT. Bio Nusantara Teknologi sawit yang tua TM dan sawit muda TI dan menghitung indeks keragaman jenis tumbuhan bawah pada ketiga kondisi kebun kelapa sawit. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuadrat. Ukuran kuadrat yang digunakan adalah 1x1 m. Banyaknya jumlah kuadrat mengacu pada metoda kurva spesies area dengan luas minimum 40 m2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi tumbuhan bawah pada TM ditemukan 20 jenis yang terdiri dari 5 jenis asli dan 15 jenis asing dan pada kebun TI ditemukan 20 jenis yang terdiri dari 8 jenis asli dan 12 jenis asing. Tingkat keragaman jenis tumbuhan bawah H’ tergolong rendah dengan besaran masing-masing pada TM sebesar 0,637 dan TI dengan nilai 1,94. Jenis yang mendominasi pada kedua kondisi kebun kelapa sawit adalah Axonopus compressus dengan INP 130,238% TM dan 42,237% TI. Kata Kunci Kelapa Sawit, Underplanting, Komposisi Tumbuhan Bawah, Keragaman Jenis, Metode Kuadrat, Kurva Species Area Figures - uploaded by Wiryono WiryonoAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by Wiryono WiryonoContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free ISSN2302 - 6715 NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 61 TUMBUHAN BAWAH PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT TUA TM DAN SAWIT MUDA TI DENGAN PEREMAJAAN TEKNIK UNDERPLANTING DI PT. BIO NUSANTARA TEKNOLOGI Trisna1, Wiryono2, Enggar Apriyanto2 1 Mahasiswa Program Pascasarjana Pengelolaan Sumberdaya Alam UNIB 2 Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian UNIB ABSTRAK Komoditas kelapa sawit secara nasional dari segi luas dan produksinya semakin meningkat setiap tahunnya selama kurun waktu tiga tahun terakhir yaitu pada tahun 2015-2017. Tahun 2015 luas area perkebunan, tahun 2015 mencapai ha/th dan pada tahun 2017 sebesar ha/th. Faktor yang lain yaitu produksi kelapa sawit sebesar ton/th dan pada tahun 2017 sebesar ton/th Dirjen Perkebunan, 2017. Akhir-akhir ini, perusahaan perkebunan baik milik negara maupun rakyat mulai melakukan pembaharuan dalam proses peremajaan. Permasalahan yang timbul pada saat peremajaan adalah tumbuhan bawah yang tumbuh dengan sangat cepat dan sulit untuk dikendalikan yang mengganggu tanaman akibat dari peremajaan secara konvensional sehingga dikembangkan teknik baru yai-tu underplanting. Peremajaan dengan teknik konvensional ini sering ditemui permasalahan seperti biaya yang tinggi, terbukanya lahan secara besar-besaran dan timbulnya erosi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi jenis tumbuhan bawah serta jenis asing dan jenis asli yang tumbuh pada tiga kondisi kebun kelapa sawit di PT. Bio Nusantara Teknologi sawit yang tua TM dan sawit muda TI dan menghitung indeks keragaman jenis tumbuhan bawah pada ketiga kondisi kebun kelapa sawit. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuadrat. Ukuran kuadrat yang digunakan adalah 1x1 m. Banyaknya jumlah kuadrat mengacu pada metoda kurva spesies area dengan luas minimum 40 m2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi tumbuhan bawah pada TM ditemukan 20 jenis yang terdiri dari 5 jenis asli dan 15 jenis asing dan pada kebun TI ditemukan 20 jenis yang terdiri dari 8 jenis asli dan 12 jenis asing. Tingkat keragaman jenis tumbuhan bawah H’ ter-golong rendah dengan besaran masing-masing pada TM sebesar 0,637 dan TI dengan nilai 1,94. Jenis yang mendominasi pada kedua kondisi kebun kelapa sawit adalah Axonopus com-pressus dengan INP 130,238% TM dan 42,237% TI. Kata Kunci Kelapa Sawit, Underplanting, Komposisi Tumbuhan Bawah, Keragaman Jenis, Metode Kuadrat, Kurva Species Area PENDAHULUAN Perkembangan luas dan produksi kelapa sawit yang semakin tinggi mengakibatkan peningkatan peruntukan lahan menjadi kebun kelapa sawit sehingga perlu pengelolaan yang intensif. Hal ini akan berpengaruh terhadap keragaman tumbuhan bawah karena pembukaan hutan akan mengubah iklim mikro. Hutan yang relatif tertutup oleh tanaman pohon maka akan berubah menjadi lebih terbuka. ISSN 2302-6715 62 Volume 7 Nomor 2, Agustus 2018 Kebun kelapa sawit memiliki kecender-ungan penutupannya lebih terbuka karena jaraknya tajuknya lebar sehingga tum-buhan bawah akan cepat memenuhi ruang yang terbuka. Tumbuhan bawah ini dise-but juga tumbuhan pioner yang tumbuh pada lahan yang baru dibuka. Tumbuhan bawah akan berpengaruh pada pertum-buhan tanaman kelapa sawit baik berdam-pak positif maupun negatif. Dampak posi-tif tumbuhan bawah yaitu land cover tanaman penutup tanah. Tanaman pe-nutup tanah dapat dikelola untuk menutupi permukaan tanah untuk menghindari erosi karena jatuhnya air hujan tidak langsung mencapai tanah melainkan jatuh ke daun-daun tumbuhan. Manfaat lain tumbuhan bawah yaitu sebagai tanaman obat, tana-man hias dan pakan ternak. Nursyiwan 2014 menyatakan bahwa Mucuna bracteata dengan nama lokal koro rawe merupakan tumbuhan bawah yang berfungsi sebagai penutup tanah. Tum-buhan ini hidup secara menjalar dan dapat hidup pada kondisi ternaungi maupun tanpa naungan. Jenis ini berperan dalam memperbaiki kesuburan fisik dan kimia tanah serta dapat menekan pertumbuhan gulma. Tumbuhan ini dapat mempercepat matang sadap dan memperbaiki produksi lateks di areal kebun karet. Permasalahan yang timbul pada saat peremajaan adalah tumbuhan bawah yang tumbuh dengan sangat cepat dan sulit un-tuk dikendalikan yang mengganggu tana-man akibat dari peremajaan secara kon-vensional. Peremajaan dengan teknik kon-vensional ini sering ditemui permasalahan seperti biaya yang tinggi, terbukanya lahan secara besar-besaran dan timbulnya erosi. Ditemukan alternatif teknik peremajaan yaitu teknik underplanting menggunakan infus herbisida, keuntungannya yaitu peru-bahan ekosistem tidak drastis, biaya lebih murah, mengurangi resiko erosi pada lahan terbuka dan perubahan tumbuhan bawah diduga lebih tetap. Pembukaan lahan dengan perlahan ini akan berpengaruh ter-hadap perubahan tumbuhan bawah di ke-bun kelapa sawit baik jenis, kerapatan dan penutupan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis komposisi jenis tumbuhan bawah serta jenis asing dan jenis asli yang tumbuh pada dua kondisi kebun kelapa sawit di PT. Bio Nusantara Teknologi sawit tua TM dan sawit muda TI ser-ta menghitung indeks keragaman dan dom-inansi jenis tumbuhan bawah pada kedua kondisi kebun kelapa sawit di PT. Bio Nusantara Teknologi. Informasi keraga-man dan kerapatan jenis tumbuhan bawah dengan mematikan kelapa sawit yang su-dah tua dengan teknik underplanting be-lum banyak diteliti, khususnya di PT Bio Nusantara Teknologi, Kabupaten Bengku-lu Tengah, Provinsi Bengkulu, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada kebun kelapa sawit yang terletak di kawasan PT. Bio Nusantara Teknologi, Desa Pondok Kelapa, Kecamatan Pondok Kelapa, kabu-paten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengku-lu. Waktu pelaksanaan penelitian selama 2 bulan yaitu pada bulan Februari – Maret 2018. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Lokasi penelitian memiliki topografi areal 80% berbukit lahan kelas IV , secara umum jenis tanah podzolik merah kuning dan kesesuaian curah hujan cukup ideal untuk pertumbuhan kelapa sawit. Secara Geografis, terletak antara 3033’–3042’ LS, dan 102016’–102027’ BT, dengan jarak Β± 24 KM sebelah utara Kota Bengkulu dengan kondisi lokasinya ber-batasan langsung dengan 4 Kecamatan di Kabupaten Bengkulu Tengah, yaitu Menurut Nurhasanah 2014 Sebelah Utara Desa Tiambang, Kec. Pematang ISSN2302 - 6715 NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 63 Tiga, Sebelah Selatan Desa Sunda Kelapa, Kec. Pondok Kelapa, Sebelah Barat Desa Talang Jambu, Kec. Kerkap, Sebelah Timur Desa Kertapati, Penanjung. Titik penelitian berada di dua kondisi kebun kelapa sawit yaitu pada sawit tua TM dan sawit muda TI. Jarak tanam seragam yaitu 8x8 m. Dua kebun kelapa sawit yang diamati tumbuhan bawahnya dapat dilihat pada Gambar 1. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian meliputi Alat tulis, Tali raffia, Meteran gulung, Kantong plastik, Lux meter, Thermometer, Tally sheet, Kamera, Hygrometer, Bingkai kayu ukuran 1x1m, 25x25 cm, Buku identifikasi tumbuhan bawah Jenis Data Jenis data diambil dalam penelitian ini terdiri dari 1. Data primer, Data primer berupa nama jenis, jumlah jenis, persen penutupan dan foto tumbuhan serta kondisi kebun kelapa sawit. Data lain yang diamati adalah data faktor lingkungan di kebun kelapa sawit yang diamati yaitu suhu, kelembaban, curah hujan dan intensitas cahaya. Selain itu, ada pula sampel tanah yang diambil disetiap kondisi kebun kelapa sawit untuk dianalisis di laboratorium Ilmu Tanah Universitas Bengkulu yaitu kandungan N, P, K, pH, bahan organik, struktur tekstur dan bobot volume BV, 2. Data sekunder, Data ini berupa data identifikasi jenis tumbuhan bawah berupa nama ilmiah dan habitus spesies serta data kondisi lokasi penelitian secara umum meliputi letak, luas, kondisi fisik yang diperoleh dari perusahaan PT. Bio Nusantara Teknologi dan literatur yang bersumber dari buku, jurnal dan internet. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data jenis tumbuhan bawah menggunakan metode kuadrat. Ukuran kuadrat yang digunakan berdasarkan metode ini adalah 1x1 m. a b Gambar 1. Kebun kelapa sawit yang diamati tumbuhan bawahnya a TM b TI Penempatan kuadrat dilakukan secara sistematis dengan jarak disesuaikan dengan luas lokasi dengan awal acak dan mewakili kondisi lapangan zona, ke-rapatan dan jenis yang tampak. Setelah kuadrat ditentukan, dilakukan pengukuran ISSN2302 - 6715 NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 65 persen penutupan dan penentuan jenis. Banyaknya jumlah kuadrat mengacu pada metoda kurva spesies area. Jumlah diang-gap cukup apabila jumlah jenis yang didapatkan tidak bertambah dengan ber-tambahnya jumlah kuadrat Wiryono, 2009. Sampel yang merambat tetap dihitung meskipun batang pokoknya tidak berada di dalam plot, sedangkan batang yang tegak hanya dihitung apabila batang pokok be-rada di dalam plot. Semua jenis herba ter-masuk rumput tidak dibatasi tingginya, sedangkan untuk perdu hanya yang berukuran kurang dari atau sama dengan 1,5 m saja. Sketsa plot tumbuhan bawah diten-tukan dengan pertimbangan bahwa kebun kelapa sawit seragam dengan jarak tanam 8 m x 8 m, lokasi relatif datar dan waktu pengambilan data sama. Analisis Data Analisis data untuk mengetahui gam-baran tentang komposisi jenis dan data ekologi tumbuhan bawah, dilakukan perhi-tungan terhadap parameter yang meliputi indeks nilai penting INP, indeks keraga-man jenis H’, indeks kemerataan jenis E dan indeks kesamaan komunitas ISE. HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi Jenis Tumbuhan Bawah Penelitian ini dilakukan di dua kondisi kebun kelapa sawit yang berbeda yaitu sawit tua TM dan sawit muda TI. Ke-bun sawit tua TM ditemukan tumbuhan bawah sebanyak 20 jenis dan 12 famili. Kebun kelapa sawit yang muda TI, tum-buhan bawah yang ditemukan yaitu 20 jenis dan 14 famili. Perbandingan Kompo-sisi jenis tumbuhan bawah yang berada di kebun kelapa sawit tua TM dan kebun kelapa sawit muda TI yang memiliki jenis yang sama sebanyak 7 jenis dengan penutupan jenis tertinggi ditunjukkan oleh Axonopus compressus. Jumlah jenis dan jumlah famili tum-buhan bawah disajikan dalam Gambar 2. Hal ini dapat terjadi karena jenis yang tumbuh di dua kondisi kebun kelapa sawit ini diduga memiliki sifat yang mudah tumbuh di berbagai keadaan lingkungan dan jenis tanah. Jenis tumbuhan bawah yang hanya terdapat pada TM sebanyak 7 jenis dan pada TI sebanyak 11 jenis. Jenis-jenis tersebut ditunjukkan pada Tabel 2. Kurva species area menggambarkan komposisi jenis dan penutupan tumbuhan bawah di sawit tua TM dan sawit muda TI dapat diihat pada Gambar 3. Jumlah plot adalah 40 dengan luas plot sebesar 40 m2, dengan luas minimum 31 m2 tidak mengalami penambahan jenis lagi diang-gap sudah mewakili kondisi jenis di lapan-gan Intensitas cahaya yang diperoleh pada kebun sawit tua TM paling rendah dibandingkan sawit muda TI. Berturut-turut pada TM dan TI sebesar 5166 dan 7266 lx. Hal ini akan mempengaruhi jenis tumbuhan bawah yang tumbuh. Jenis yang dominan adalah rumput yang berdaun sempit seperti A. compresus yang tumbuh paling banyak daripada jenis lain. Insten-sitas cahaya yang rendah akan mengurangi keragaman jenis di TM sehingga A. com-presus yang bersifat sangat adaptif ter-hadap semua kondisi lingkungan akan mendominasi di lahan tersebut. ISSN2302 - 6715 NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 65 Gambar 2. Komposisi tumbuhan bawah di TM dan TI berdasarkan a Jenis tumbuhan bawah, b Famili tumbuhan bawah Tabel 1. Komposisi jenis tumbuhan bawah pada kebun kelapa sawit tua TM dan kebun kelapa sawit muda TI 12 14 1111,51212,51313,51414,5TM TIJumlah Famili Kondisi kebun Sawit 20 20 0510152025TM TIJumlah Jenis Kondisi kebun Sawit ISSN 2302-6715 66 Volume 7 Nomor 2, Agustus 2018 Dominansi Jenis Tumbuhan Bawah Jenis-jenis tumbuhan bawah yang ada di tiga kebun kelapa sawit yaitu jenis A. compressus, C. kyllingia, A. indica, E. guineensis, N. biserata, S. indica dan C. esculenta. Jenis yang paling dominan adalah A. compressus dengan INP 130,238% di bawah tanaman menghasilkan TM. Jenis dominan pada suatu komunitas adalah jenis yang dapat beradaptasi dan memanfaatkan lingkungan yang ditempatinya secara efisien daripada jenis-jenis lainnya Jenis-jenis dominan digunakan pa-rameter Indeks Nilai Penting INP menunjukkan INP paling tinggi merupa-kan jenis yang paling dominan dalam sua-tu komunitas Pananjung, 2013. Tumbuhan bawah yang dominan pada kebun kelapa sawit yang tua TM. Jenis yang paling dominan yaitu jenis rumput gajah mini Axonopus compressus dengan INP sebesar 130,238%. Kebun kelapa sawit yang sudah diinfus TI menunjuk-kan jenis rumput gajah mini Axonopus compressus sebagai spesies tumbuhan bawah paling dominan dengan nilai INP sebesar 42,237%. ISSN2302 - 6715 NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 67 051015202530351 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39Jumlah Jenis Luas Plot m2 TMTIGambar 3. Kurva species area pada kebun kelapa sawit tua TM dan kebun kelapa sawit muda TI Jenis-jenis dominan digunakan pa-rameter Indeks Nilai Penting INP menunjukkan INP paling tinggi merupa-kan jenis yang paling dominan dalam sua-tu komunitas Pananjung, 2013. Tum-buhan bawah yang dominan pada kebun kelapa sawit yang tua TM. Jenis yang paling dominan yaitu jenis rumput gajah mini Axonopus compressus dengan INP sebesar 130,238%. Kebun kelapa sawit yang sudah diinfus TI menunjukkan jenis rumput gajah mini Axonopus compressus sebagai spesies tumbuhan bawah paling dominan dengan nilai INP sebesar 42,237%. Axonopus compresus adalah salah satu jenis rumput dengan famili Poaceae dan berasal dari Amerika Selatan. Tumbuhan bawah ini tumbuh menyebar di seluruh Indonesia. Habitat jenis ini yaitu di lahan yang kering, pada dataran rendah sampai dataran tinggi lebih kurang 1400 mdpl ser-ta tumbuh baik di tempat terbuka atau ter-lindung. Persyaratan tumbuh jenis ini, dapat tumbuh baik pada tanah yang ber-pasir atau berpasir lempung tanah, tetapi juga untuk tanah liat dan gambut, berkem-bang di tanah yang terlalu subur. Terbaik di tanah asam dengan pH 5-7, klorosis besi di atas pH 7. Toleransi rendah salini-tas <4 dS/m. Umumnya ditemukan di daerah dengan curah hujan tahunan dari 800-5000 mm. Jenis ini biasanya ditemukan di daerah subtropis dan tropis dataran tinggi, tampaknya menjadi yang terbaik disesuaikan dengan daerah tropis dataran rendah. Tumbuh baik di tempat teduh, sering membentuk tikar tebal di bawah padat pohon kanopi. Tumbuhan ini dianggap sebagai penutup tanah yang baik di bawah perkebunan kelapa sawit dan ka-ret Novitria, 2014. Jenis Cyperus kyllingia merupakan herba menahun yang memiliki akar rim-pang pendek, merayap. Batang bersegi tiga tajam. Daun bentuk garis, sempit berlunas, dan lebarnya 2-4 mm. Bunga berupa bongkol semu berbentuk bola telur atau bulat memanjang, berwarna putih dengan anak bulir yang tersusun spiral. Buah bulat memanjang, sedikit gepeng, coklat muda, dan berjerawat halus Kasmo, 1986. Tumbuhan ini umumnya dijumpai pada daerah terbuka seperti tempat pembu-angan, tepi jalan, yang merupakan tum-buhan bawah pertanian yang potensial. Kondisi terbaik untuk pertumbuhan C. kyllingia dengan suhu rata-rata 250C. Um-bi teki mampu berkecambah pada suhu 10o – 40oC. pH tanah untuk menumbuhkan rumput teki berkisar antara 4–7,5 Moenandir, 1993. Perkembangbiakan C. kyllingia dengan biji dan rimpang Kasmo, 1986. Jenis asing dan jenis asli Kebun kelapa sawit yang tua TM menunjukkan 15 jenis tumbuhan asing dan 5 jenis asli. Jenis asing memiliki jenis yang berasal dari Amerika Selatan dengan INP sebesar 130,238%. Sebagai spesies dominan dengan INP sebesar 9,574% Spesies Cyperus kyllingia ISSN 2302-6715 68 Volume 7 Nomor 2, Agustus 2018 merupakan spesies asli yang dominan yang berasal dari Asia. Kebun kelapa sawit yang muda TI terdiri dari jenis asing dan asli. Jenis asing yang dominan dengan sebanyak 12 buah dengan jenis yang dominan yaitu Axo-nopus compressus yang berasal dari Amerika selatan dengan INP sebesar 42,237 %. Jenis asli terdiri dari 8 jenis dengan jenis yang dominan adalah Cyperus kyllingia dari Asia dengan INP sebesar 40,192 %. Analisis Keragaman Tumbuhan Bawah Suatu komunitas dikatakan memiliki keragaman jenis yang tinggi jika komuni-tas itu disusun oleh banyak jenis. Keraga-man jenis tumbuhan ditunjukkan dengan indeks keragaman jenis H’. Nilai keragaman jenis pada kebun kelapa sawit yang sudah diinfus TI lebih tinggi dibandingkan kebun kelapa sawit yang lain dapat dilihat pada Tabel 2. Kemerataan jenis dianggap maksimum jika semua jenis memiliki jumlah individu yang sama. Kemerataan jenis terjadi jika terdapat be-berapa jenis hidup bersama dalam satu habitat Pananjung, 2013. Kesamaan komunitas ISE tumbuhan bawah Indeks kesamaan komunitas ISE artinya membandingkan komposisi jenis tumbuhan yang berada di dua komunitas. Menurut Istomo dan Kusmana 1997, jika nilai ISE < 75% maka dua komunitas yang dibandingkan dianggap berbeda, dan jika nilai ISE β‰₯ 75% maka kedua komunitas yang dibandingkan dianggap sama. Jenis-jenis yang ditemukan pada kedua tanaman tersebut dapat membantu perbaikan stuktur tanah sehingga dapat membantu regenerasi pertumbuhan berikutnya. Indeks kesamaan komunitas ditunjukkan pada Tabel 3. Indeks kesamaan antara kebun sawit tua TM dan kebun sawit yang muda TI paling rendah karena diduga tumpukan seresah akibat peluruhan pelepah maupun daun-daun sawit pada TI menyebabkan banyaknya jenis tumbuhan bawah yang mati. Faktor lain yang mempengaruhi yai-tu penutupan tajuk pada kedua kondisi ke-bun ini juga lebih tertutup sehingga cahaya matahari yang masuk lebih sedikit dan mengakibatkan dapat menekan pertum-buhan dormansi jenis tumbuhan bawah. Berdasarkan hasil analisis tanah, kondisi pH tanah merupakan hal yeng menonjol. Pada kondisi sawit TM 5,8 sedangkan ut-nuk TI cukup jauh perbedaannya yaitu 4,5 sehingga lebih asam. Tabel 2. Indeks Keragaman Jenis H’, Indeks Kemerataan Jenis E Tumbuhan Bawah di Bawah Kebun Kelapa Sawit Belum Menghasilkan TBM, Sawit Yang Sudah Diinfus TI dan Sawit Menghasilkan TM KESIMPULAN Kesimpulan dalam penelitian ini adalah 1. Komposisi tumbuhan bawah yang tumbuh pada tiga kondisi kebun kelapa sawit di PT Bio Nusantara Teknologi yaitu pada kebun kelapa tua TM ditemukan 20 jenis yang terdiri dari 5 jenis asli dan 15 jenis asing dan pada kebun kelapa sawit yang muda TI ditemukan 20 jenis yang terdiri dari 8 jenis asli dan 12 jenis asing. 2. Tingkat keragaman jenis tumbuhan bawah H’ pada kebun kelapa sawit yang berada di PT. Bio Nusantara Teknologi tergolong rendah dengan be-saran masing-masing pada TI dengan nilai 1,94 dan TM sebesar 0,637. Jenis ISSN2302 - 6715 NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 69 yang mendominasi pada ketiga kondisi kebun kelapa sawit adalah Axonopus compressus dengan INP 130,238% TM dan 42,237% TI. DAFTAR PUSTAKA Istomo dan Kusmana C. 1997. Penuntun Praktikum Ekologi Hutan. Laboratorium Ekologi Hutan. Fakultas Kehutanan. Institur Pertanian Bogor. Bogor. Kasmo. 1986. Beberapa gulma penting pada tanaman pangan dan cara pengendaliannya. Direktorat Jendral Pertanian Tanaman Pangan. Jakarta. Moenandir, J. 1993. Pengantar ilmu dan pengendalian gulma. PT Raja Grafindo Persada . Jakarta Novitria, 2014. Pertelaan Axonopus compressus. file///E/Briskha_Lejar_Novitria's% 5 April 2018 Nursyiwan. 2014. Optimalisasi lahan suboptimal melalui penanaman Mucuna bracteata. Hal 357-361. Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2014. Palembang. 26-27 September 2014. Pananjung, 2013. Keanekaragaman jenis tumbuhan bawah pada tegakan sengon buto enterolobium cyclocarpum griseb. dan trembesi samanea saman merr. di lahan pasca tambang batubara Pt Kitadin, Embalut, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Skripsi. Fakultas Kehutanan Departemen Silvikultur. Institut Pertanian Bogor, Bogor tidak dipublikasikan. Syahputra., E, Sarbino., dan S. Dian. 2011. Weeds assessment di perkebunan kelapa sawit lahan gambut. Jurnal Tek. Perkebunan & PSDL vol 1 37-42. Wiryono. 2009. Ekologi hutan. Universitas Bengkulu Press. Bengkulu. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.